Kalau kamu izinkan aku untuk tetep
disini, aku tak akan pergi.
Percuma aku pergi. Aku sudah lama
kehilangan arah dan tujuan. Hingga bayangmu memudar pun aku masih belum bisa
temukan arah dan tujuan yang baru. Sejak awal perkenalan, aku sudah begitu
mantap untuk memusatkan hati dan pikiran hanya pada kamu. Tak akan pernah
berpaling dari wajah tampanmu yang selalu mengkilat akibat lama tersengat
cahaya matahari. Sejak bertemu denganmu, aku bisa tutup mata dengan semua
kekuranganmu. Kamu yang mengobati lukaku, merubah tabiatku, dan izinkan aku
melepas lelah di bahumu. Bukan, kamu memang bukan seorang malaikat tapi caramu
memperlakukan aku yang hina ini membuatku begitu mengagungkanmu.
“Siapa yang sedang kamu tunggu?”
Apa aku harus menyebut namamu di
depan mereka? Orang nomor
satu yang pantas tau akan segala hal yang terjadi di hidupku. Sementara aku
adalah orang yang tak boleh banyak tau tentang kehidupanmu. Memang tak adil
tapi aku menyukai caramu menanggapi semua ceritaku. Entah mengapa aku tak
banyak protes jika pertanyaan seputar kehidupanmu tak berbuah jawaban. Lambat laun
kita mengerti kelemahan satu sama lain dan akhir-akhir ini kamu mulai jatuh
cinta pada sisi gelapku. Seolah mengampuni semua dosaku dimasa lalu, kamu
mengajakku membuka lembaran baru.
Kita sering bertengkar hebat,
membuatku menangis sesenggukan sampai kamu mengutuk diri atas semua
perbuatanmu. Kamu memilih untuk diam ketika emosi mulai meracuni akal sehatku. Sementara
aku selalu balik memaki ketika sumpah serapah mulai keluar dari mulutmu. Sejujurnya
banyak perbedaan dari diri kita. Aku hanya anak dari keluarga yang terbiasa
makan sehari sekali dan kamu berasal dari keluarga terpandang dengan latar
belakang pendidikan tinggi. Namun semua perbedaan itu membuat kita semakin
utuh.
Diam-diam kita juga memiliki
kesamaan. Kita sering bermain PS bersama hingga larut malam. Kamu bernyanyi dan
aku memetik senar gitar. Aku gemar menulis dan kamu gemar membaca. Kesamaan yang
terkesan dipaksakan itu membuat kita bertahan lama. Mungkin sudah dua belas
bulan kita jalan bersama tanpa seorang pun yang tau bahwa kita saling mencinta.
Banyak orang yang bilang, kalau cinta tak pernah diucapkan lama kelamaan akan hilang.
Kita? Kita tak pernah terikat dalam suatu hubungan yang jelas namun keheningan
malam selalu mengingatkan kita untuk saling mengucapkan “cinta kamu” sebelum
terlelap dan itu semua membuat kita lebih dari bahagia.
Setelah banyak hal yang kita lewati,
setelah banyak waktu yang kita habiskan bersama, dan setelah sekian banyak
ujian yang kita taklukkan bersama.. bolehkah aku meminta pada Tuhan untuk
mengakhiri drama dan kembalikan kamu kedunia lagi?