Langit Berhenti Menangis

Nikmati semua rasa sakit yang tengah kaurasa sebelum saraf perasamu mati. Rasa sakit ini akan mendewasakanmu, tak seharusnya kamu menyerah pada takdir yang bisa saja kauubah dengan semangat. Waktu takakan mengizinkanmu kembali kemasalalu, berjalanlah hingga semua kenangan itu tak bisa menggodamu lagi. Hari akan terus berganti dan perlahan tapi pasti memori tentang masa itu akan terkikis kemudian lenyap.
Kamu tak perlu menangisi perpisahan yang telah Tuhan tulis dalam skenario hidupmu. Mungkin kamu lupa bahwa perpisahan selalu diikuti dengan pertemuan baru, kamu akan bahagia disana.  Tahukah kamu bahwa aku adalah orang paling sok tahu diseluruh dunia, menurutku kamu hanya terlalu larut dalam keadaan hingga akhirnya kamu lupa dengan kenyataan bahwa keadaan akan berubah dengan cepat tanpa notification  yang jelas. Sungguh lucu melihat kamu yang begitu tegar mendadak terpuruk hanya karena cinta, namun aku tak ingin menertawakanmu karena aku tahu kamu butuh seseorang untuk terus menguatkanmu dan orang itu adalah aku.
Entahlah, mungkin kamu hanya menganggapku sebagai wanita penghibur yang bisa kaupanggil sesuka hatimu saat kaumerasa kesepian atau bahkan kamu tak pernah menganggapku ada. Aku tak pernah ambil pusing dengan semua omong kosongmu saat lagi-lagi wanita yang sama kamu ceritakan dihadapanku dengan nada yang memelas. Menunggu? Ah, aku tak pernah menunggumu untuk sekedar mengucap cinta padaku karena aku tahu dunia kita jauh berbeda.
Dibalik semua kejadian yang mengecewakan pasti Tuhan memiliki alasan tersendiri untuk menjelaskan makna dibalik semua kejadian. Kali ini aku tak merasa kecewa, hujan telah mengantarkanmu padaku hingga kaularut dalam buaian lembut tanah basah yang membuatmu berani bercerita banyak tentang kehidupan gemerlapmu. Aku hanya bisa berkomentar sedikit karena semua yang kauceritakan belum pernah kualami dalam dunia nyataku, terutama saat kau membicarakan bisnismu yang sedang meroket akhir-akhir ini aku hanya bisa mengangguk saja. Namun, setelah pertemuan itu kamu masih sering datang menemuiku untuk saling berbagi cerita hingga bulan terus berganti dan langit telah benar-benar berhenti menangis.
Siang ini aku masih sibuk menghitung lembaran uang yang kudapat dari hasil menjual koran bekas dibawah pohon besar didepan kantormu. Sesekali kutengok pintu otomatis yang memuculkan wajah asing setiap kali membuka daun pintunya, aku masih menanti wajahmu terlihat diambang pintu. Hingga matahari mulai tertelan bumi aku masih tak ingin melangkahkan kakiku dari sini, aku ingin menuntaskan rinduku padamu.

Hingga seseorang dengan setelan jas hitam keluar bersama dengan wanita berpakaian rapi dan rambut pirangnya tergerai indah, berbeda dengan aku yang berpakaian kumel dan berkulit hitam akibat terpanggang panas matahari. Mereka tampak serasi ketika bergandengan mesra dengan menebarkan senyum kebahagiaan pada setiap orang yang mereka temui. Aku rasa langit sudah bahagia dan tanah akan terus terinjak… 

Hari Ini Enam Tahun Yang Akan Datang

Bagaimana kabar saudara sekampung halamanku di Indonesia?
Awal tahun tinggal di negeri orang memang membuatku sedikit gerah meski suhu udara selalu dibawah nol derajat celsius. Banyak hal yang membuatku rindu akan kampung halamanku salah satunya matahari pagi yang biasa mengobati sakit pilekku. Aku merindukan Kota yang menjadi pemilik Candi Penataran, beserta kamunya. Aku juga rindu dengan tanah berpasir di Kecamatan Srengat. Disini aku tak perlu repot menyikat sepatu tiap kali hendak memakainya karena semua jalan tertutup rapi tanpa pasir.
Aku senang melihat bintang dilangit malam. Entah mengapa langit malam begitu meyakinkanku bahwa bintang yang kulihat dilangit Sidney juga akan kamu lihat di… sebentar, aku sudah lost kontak denganmu selama 6 tahun. Apa kamu masih berada di Kota Patria? Semoga saja masih. Apa kamu masih tinggal bersama kedua orang tuamu? Atau sudah memiliki rumah sendiri? Atau bahkan sudah memiliki rumah tangga sendiri? Ah, omonganku mulai ngelantur.
Oh iya, aku juga rindu dengan es drop. Apa farian rasanya masih itu itu saja? Setelah aku menyelesaikan study masterku akukan pulang ke Kotamu aku kemudian membuat farian rasa baru untuk es drop. Haha… aku mulai geli mengingat masa masa remajaku. Kini aku sudah mulai tua. Apa aku masih boleh mencari pedagang es drop diantara kerumunan penonton lomba pacuan kuda? Berdesakan hanya untuk membeli es drop yang harganya 3ribu rupiah.

Waktu Berjalan Terlalu Cepat

Seperti pagi-pagi sebelumnya aku masih sibuk dengan kerudung segitigaku. Rasanya enam bulan memang bukan waktu yang singkat untuk melatih keterampilan berkerudung tapi sampai saat ini tanganku masih terasa kaku tiap kali menusukkan jarum kekerudung. Pagi ini, walaupun kerudungku sudah terpasang rapi aku masih tak ingin beranjak dari depan cermin. Aku masih asik melihat bayanganku yang mengenakan seragam.
Seragam yang kukenakan saat ini sepertinya mengecil hingga menampilkan lekuk tubuhku yang lebih mirip dengan sasando bukan gitar spanyol. Bet berwarna merah yang beberapa bulan lalu dijahit nenekku mulai membuatku tertawa. Waktu berjalan terlalu cepat… Baru kemarin aku melakukan daftar ulang di MAN 1 JEMBER setelah menyetorkan nilai rapot dan melakukan tes membaca Al-Quran kemudian melepaskannya begitu saja setelah membaca pengumuman hasil psikotes disalah satu koran yang mencantumkan namaku sebagai peserta yang lolos ujian. Juga baru kemarin aku masuk ke ruang Matematika untuk melakukan daftar ulang di SMAN 5 JEMBER. Sekarang aku mendadak kelas 3 dan dalam hitungan bulan aku akan menjadi mahasiswa.
Kali ini bukan bertukar pendapat tapi bertengkar hingga akhirnya aku kalah. Hal sepele memang tapi ketika tak diijinkan memilih FKIP UNEJ dengan alasan manajennya kurang baik aku naik darah. Aku sudah membuat keputusan untuk memilih UNEJ dan UIN Malang tapi sampai saat ini aku masih ragu dengan keputusanku sendiri. Harusnya aku tak boleh ragu karena aku tau keputusan yang diambil dengan keragu-raguan akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari.
Awalnya aku ingin menjadi guru Geografi tapi setelah menghadapi banyak soal pendalaman Geografi yang tak kupahami konsepnya membuatku mengurungkan niat. Kemudian aku ingin menjadi guru Sosiologi, menurut guru Sosiologiku kesempatan untuk menjadi guru Sosiologi lebih terbuka lebar karena sampai saat ini guru Sosiologi yang benar-benar berasal dari keguruan Sosiologi hampir tidak ada tapi selama 5 semester aku mendapat pelajaran sosiologi tak ada satu bab-pun yang bisa kukuasai. Terakhir aku ingin menjadikan FKIP Ekonomi sebagai salah satu pilihanku di SNMPTN besok. Ibuku bilang aku berbakat di Ekonomi tapi ia menyarankanku untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Demi apapun aku masih ingin menjadi guru…
Aku menang! Ibuku menyerah dan mengijinkanku mencantumkan FKIP Ekonomi di dalam pilihan dengan catatan FKIP Ekonomi harus berada dibawah Fakultas Ekonomi Akuntansi dan Fakultas FISIP Sosiologi. Aku akan menurut saja… toh semua akan berjalan sesuai dengan kemauan ibuku. Lihat saja nanti.

Seperti yang kubilang, waktu berjalan terlalu cepat hingga nyaris jam tujuh. Aku terlalu banyak melamun didepan kaca rupanya. Segera kusemprotkan parfum dan merapikan perkakasku. Mulai saat ini aku tak ingin banyak bertingkah karena aku ingin menikmati masa-masa terakhirku di SMA. Waktu akan terus berjalan dan semua akan baik-baik saja. SEMANGAT!!

#JemberIstimewa : Sederhana tapi Bermakna Untuk Jember


Hari ini dua tahun yang lalu…
Wajah mengantuk masih saja kutemui diantara gerombolan teman-teman yang baru saja keluar dari mobil milik Tunas Hijau untuk berganti baju ‘kebesaran’ milik ekskul kami. Kutandatangani absensi dan mengambil baju ‘kebesaran’ milikku sendiri. Baju hijau putih ini dilengkapi dengan logo Adiwiyata didada juga disempurnakan dengan tulisan “Lingkungan Hidup” dilengan kanan dan “SMAN 5 JEMBER” dilengan kiri.

Selaku pembina ekskul Lingkungan Hidup Bu Halimah telah mengundang kakak-kakak Tunas Hijau untuk memberikan arahan dan motivasi kepada para peserta diklat untuk melancarkan acara hari ini. Semua pengarahan dilakukan pada hari Sabtu 29 November 2011 dari sepulang sekolah hingga matahari nyaris tertelan gumuk dibelakang sekolah.

Kain berukuran kurang lebih 3meter bertuliskan “ALUN-ALUN BUKAN TEMPAT SAMPAH RAKSASA” terikat diantara dua pohon, ulartangga raksasa juga sengaja digelar pada tepian alun-alun kota Jember untuk mengundang perhatian anak-anak yang kala itu sedang berkunjung di Alun-Alun kota. 
Kain tempat tanda tangan
UlarTangga Raksasa

Banyak orang mondar mandir dihadapanku hingga mengakibatkan kepalaku pusing, ya karena hari ini adalah hari minggu, hari libur, dan pengunjung Alun-Alun akan bertambah dua kali lipat. Keramaian inilah yang kami cari, karena kami berharap Ekskul Lingkungan Hidup bisa mempengaruhi masyarakat luas untuk sadar akan pentingnya menjaga kebersihan tempat umum dan lingkungan sekitar.

Kain 3meter yang kami sediakan sudah mulai penuh dengan tandatangan para pengunjung Alun-Alun. Tandatangan itu merupakan suatu simbol kepedulian sekaligus dukungan masyarakat Kota Jember dalam menjaga kebersihan Alun-Alun kota dan lingkungan sekitar. Setelah semua peserta diklat berkumpul, kami berfoto bersama dan mengatur formasi untuk melakukan konfoi mengelilingi Alun-Alun sebanyak dua kali.
Mulai Penuh Dengan Tanda Tangan
Peserta Diklat Lingkungan Hidup

Tepat pukul tujuh, kami yang melawan arah jarum jam berjalan dari depan gedung pemda dan mengelilingi Alun-Alun dengan bersenjatakan sapu lidi, disepanjang perjalanan mengelilingi Alun-Alun kami menyisir sampah yang bersembunyi disetiap sudut Alun-Alun. Para senior (siswa kelas sebelas) membawa poster yang sudah kami siapkan jauh-jauh hari. Ya, usaha kami tidak sia-sia karena kami sanggup menyita perhatian banyak pengunjung seperti yang Tunas Hijau harapkan.

Pagi itu kondisi Alun-Alun sangat memprihatinkan karena banyak sampah yang biasa orang jawa sebut dengan janggel jagung menyumbat disaluran air. Baunya luar biasa hebat tapi seolah-olah hidung kami sudah tersumbat oleh rasa prihatin yang terus menggerus hati. Kami tak pernah jijik memungut satu persatu sampah yang tak bisa diambil oleh sapu lidi dengan tangan ini dan tak kenal lelah menyodorkan kantong-kantong plastik pada setiap pengunjung yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan.

Pada putaran kedua kami berhenti dipinggir Alun-Alun dan menghadap ke Bank Mandiri dengan meneriakkan kata “Alun-Alun Bukan Tempat Sampah Raksasa”. Tujuan kami berdiri disana menyerukan semangat peduli lingkungan pada para pengendara yang melintas di jalan protokol kota Jember. Bahkan ada beberapa pengendara yang berhenti dan berusaha menyeberang jalan hanya untuk berfoto bersama kami.

Semua begitu berkesan, terutama saat matahari sudah berada diatas kepala hingga Alun-Alun mulai sepi pengunjung dan meninggalkan banyak sampah berserakan dimana-mana. Truk berwarna kuning mulai merapat kebibir Alun-Alun. Aku terharu melihat pejuangan para pekerja UD. Cipta Karya membersihkan setiap jengkal lantai Alun-Alun dibawah teriknya sinar matahari, pekerjaan mereka sangat dekat dengan aroma busuk yang tadi kami rasakan. Kami yang tadinya bersembunyi dari amukan matahari dibawah rimbunnya pepohonan tanpa dikomando bangkit dan membantu para pekerja UD. Cipta Karya untuk sekali lagi membersihkan Alun-Alun kota.

Yang sering membuatku rindu pada hari ini dua tahun yang lalu adalah saat memasuki jam makan siang kami Organisasi Pelajar Pecinta Lingkungan (OP2L) SMAN 5 JEMBER menyantap makan siang bersama dengan pekerja UD. Cipta Karya. #JemberIstimewa karena sampai saat ini aku bangga sekaligus kagum dengan Kota Jember yang memiliki Sekolah Adiwiyata tingkat nasional dengan loyalitas tinggi terhadap lingkungan. 
Makan Bersama

Menurutku, piala Adiwiyata emas yang pernah bapak presiden berikan kepada kepala sekolah SMAN 5 JEMBER adalah suatu mandat untuk terus menyebar luaskan semangat peduli lingkungan dari hal yang paling sederhana tapi penuh makna. Acara terakhir yang aku ikuti bersama OP2L adalah menanam seribu pohon di wilayah bekas bencana banjir bandang Panti bersama bapak dan ibu gubernur Jawa Timur. 
 
Penyerahan Piala Adiwiyata Emas Kepada Kepala Sekolah SMAN 5 JEMBER
 
Foto Bersama Ibu Gubernur Jawa Timur
nb: cerita ini bersetting 30 November 2013

Jadilah Yang Terbaik

Untuk “mas” yang punya cita cita melanjutkan study S2nya di Jepang. Mungkin masih terlalu jauh untuk mencapai gelar master karena tahun ini masih tahun pertamamu menyandang status mahasiswa. Dengan embel-embel Maba (Mahasiswa Baru) dan satu step lebih tinggi dariku, aku berharap kamu akan tetap menjadi “mas”ku yang dulu.
 Bagaimana rasanya menjadi mahasiswa baru? Apa hidupmu mulai berbalik 180 derajat? Atau semua masih sama saja? Aku selalu kepo dengan apa yang kamu lakukan. Menurutku, semua yang kamu lakukan dan kamu ceritakan selalu menarik. Ya, walau kadang kamu menggunakan kata kata yang terlalu berlebihan dan membuatku sedikit gerah tapi aku berusaha menanggapinya dengan seantusias mungkin.
Aku ingin memutar memori lamaku kebeberapa bulan yang lalu, masih ditahun 2013. Pagi itu kamu menghadapi ujian praktek olahrga di jam ke-0. Kenapa mulai dari jam ke-0? Padahal semua ujian praktek di mulai pukul 7. Sepertinya memori jangka panjangku sedikit terganggu. Aku mulai lupa beberapa bagian dari kejadian pagi itu.
Aku baru saja meneguk segelas air putih, entah kenapa menulis cerita tentang “mas” benar benar menguras tenaga. Kembali ke cerita awal… bukan cerita tentang pagi hari saat kamu ujian praktek olahraga, tapi kebagian yang lain saja. Aku benar benar lupa dengan alur cerita pagi itu.
Oh ya, pernah sekali atau dua kali “mas” datang ketempat kosku untuk mengerjakan tugas. Bukan mengerjakan tugas denganku tapi dengan teman kosku yang menjadi teman satu kelasmu. Dan, temanku yang satu lagi; yang pernah kamu galaukan (dibagian ini aku mulai tertawa). Aku tidak akan mengungkit masalah itu, itu masalalu dan kamu tidak tinggal disana lagi kan?
Hei sang motivator! Sang penonton setia acara ‘Mario Teguh’ dan hobi mengirimkan beberapa baris kata kata motivasi melalui pesan singkat kehandphoneku. Ada satu kata kata motivasimu yang ngena banget, “bukan jatuhmu yang penting. Tapi bangkitmu setiap kali kamu jatuh”.
Baik baik ya disana J

-dimanapun kamu berada, jadilah yang terbaik-

Kamu Berhasil

Kubayangkan semua orang sedang menertawakanku. Rumor tentangnya yang mendadak muncul diantara kita mulai menyebar saat banyak orang yang melihat kalian bersama. Sedang aku begitu mencintaimu terus meyakinkan diri untuk tidak termakan semua rekayasa meraka. Tapi, kamu yang perlahan menghilang dari radarku dan pergi tanpa kata pisah menjadikan rekayasa itu begitu nyata.
Apa kamu sedang melakukan apa yang biasa kamu lakukan bersamaku? Apa dia begitu mencintaimu atau bahkan cintanya melebihi cintaku padamu? Apa kamu lupa dengan semua mimpi yang telah kita gantung bersama? Aku tak bisa dengan mudahnya melupakan semuanya karena seharusnya aku yang menggenggam tanganmu. Aku yang seharusnya membuatmu tertawa. Ini begitu menyakitkan karena aku yang seharusnya merasakan kecupan dikening. Semua ini salah, aku mulai tak tahan karena seharusnya aku yang menerima mawar merah itu.

Kamu bilang, kamu butuh waktu untuk menghilangkan rasa kecewamu atas semua sesalahanku dan semua itu membuatku tersenyum nanar saat aku tau waktu yang kuberikan hanya kamu gunakan untuk mencari penggantiku. apa kamu kira aku tak tau bahwa kamu mengajaknya ketempat yang biasa kita kunjungi? jika kamu ingin menghancurkan hatiku dengan mengajaknya pergi ketempat favorit kita, kamu berhasil. Aku hanya ingin tau, apakah cinta ini perlu kuperjuangankan? Karena semua begitu sulit untuk dijaga setelah aku terluka. 

Jadikan Dia Ratuku

Hari ini aku agak gerogi berada disini. Masih kucoba merangkai kata yang tepat untuk mengucapkannya, semoga anda bisa bersabar karena ini akan menghabiskan banyak waktu. Disini aku membawa sebuah kotak, di dalamnya terdapat sebuah cincin untuk putri anda. Dia segalanya bagiku dan aku merasa akan lega saat kami memiliki pandangan yang sama.
Karena aku berharap bisa menikahi putri anda dan jadikan dia istriku. Kuingin dia menjadi satu-satunya wanita yang kucinta selama sisa hidupku dan memberinya yang terbaik hingga kumati.
Aku takut berpikirkan yang akan terjadi jika dia pergi. Jadi jangan kuatir, aku akan memperlakukannya dengan baik. Selama ini aku selalu penuhi janji dan katakan hanya kematian yang bisa memisahkan kami. Tak ada ragu dalam benakku, inilah saatnya. Aku bersumpah pada anda dengan sepenuh hatiku.
Aku akan menikahi putri anda dan jadikan dia ratuku. Dia akan menjadi pengantin paling cantik yang pernah kulihat. Tak sabar kumenunggu dan tersenyum saat dia menyusuri koridor dengan menggandeng lengan ayahnya di hari dimana aku menikahi putri anda.


Seharusnya

Rasa itu datang lagi. Aku yang tak pernah meminta apapun dan kamu yang selalu memberiku lebih kemudian menjadikanku ratu pemegang tahta hatimu menyadarkan bahwa aku adalah wanita yang paling beruntung didunia. Sadarkah kamu, setiap hari yang kujalani bersamamu terasa begitu sempurna. semua mampu membuatku yakin bahwa aku adalah yang terakhir.
Waktu berjalan begitu cepat. Awal cerita kita cukup menggembirakan hingga aku bosan menunggu kejelasan status hubungan kita. Lalu, cinta ini berubah benci karena bosan telah menghipnotisku menjadi wanita yang mati rasa dan tak mau dengar semua alasanmu tentang ketidak jelasan hubungan kita.
Aku terus mencari titik klimaks dari rasa sabarmu, tapi tak pernah kutemukan. Banyak usahaku untuk mengeluarkanmu dari kehidupanku tapi semua sia-sia. Semua janji yang kubuat hanya untuk membuatmu kecewa. Kamu percaya padaku namun kuhianati. Dan kamu masih terus bertahan dalam konsisi seperti ini? Ya, kamu begitu bodoh.
Seharusnya kamu tak perlu berjuang untuk orang yang tak pernah memperjuangkanmu. Kamu juga tak seharusnya menyakiti diri sendiri hanya karena sebuah senyuman dari wanita pujaanmu. Kamu tak perlu mampertahankan semuanya sendirian. Ini sangat sakit bagimu. Jadi pergilah, bawalah bersamamu bayangan dirimu yang tak mau lepas dariku hingga kelak takkan kau rasakan lagi sakit ini…


Akan Berakhir Bahagia

Ini hidup, bukan FTV atau Drama Korea tapi percayalah semua akan indah pada waktunya asal kamu mau berusaha dan berdo’a. Ya, kita hanya bisa merencanakan tetapi Tuhan lebih bijak dalam memilih rencana yang harus di ACC dan rencana mana yang harus dikaji ulang. Jadi berhentilah menyela kebijakan Tuhanmu karena Tuhanmu lebih mengerti yang terbaik.
Sampai kapan kamu menghianati Tuhanmu hanya karena ‘Tuhan tidak pernah adil’? Padahal Tuhanmu selalu memberi jawaban dari setiap permintaanmu. Kalaupun Tuhanmu tidak memberikan jawaban itu artinya kamu belum siap menerima semua. Sudahlah, kamu harus tetap bersabar. Jangan terus berulah seperti pemberontak di dalam keluargamu sendiri.
Masihkah kamu ingat materi sosiologi tentang fungsi keluarga? Iya, salah satunya Fungsi Protektif karena keluarga bertugas untuk melindungi anggota keluarganya. Begitu juga keluargamu… walaupun semua tak sesuai dengan inginmu tapi semuanya demi kebaikanmu. Jadilah seperti yang mereka inginkan dan mereka akan menuruti semua maumu. Kamu terlalu lemah untuk terus memprotes jalan pikiran kedua orang tuamu dan kedua saudara perempuanmu itu. Mereka hanya ingin melindungimu dengan caranya.
Awalnya aku juga tak terima dengan semua penjelasan dari kakak perempuanmu tentang perbedaan kita. Tapi mereka tidak pernah membuatku terluka atau sakit hati. Aku tau, mereka menganggap kita dua orang pelanggar norma agama dan pantas mendapatkan sanksi berupa kata-kata yang begitu menyengat perasaan. Dan semakin hari aku semakin sadar dengan kesalahanku yang jatuh cinta pada laki-laki berdarah tionghoa macam kamu dan membuatku bersyukur karena keberuntunganku yang berhasil mendapatkan banyak cinta dari laki-laki sesederhana kamu dengan cara yang sederhana pula.

Tenang, suatu saat kita akan bahagia bersama walau aku tau mereka tak akan berhenti menilai kita sebagai pelanggar norma agama. Tapi Tuhanku dan Tuhanmu memiliki cara untuk menyelesaiaan persoalan ini dan cerita kita akan berakhir bahagia…

Pangeran Berparas Nampan

Untuk pengeran berparas nampan…
Sisa obrolan kita lewat blackberry Messager masih kubaca berulang-ulang untuk mencari sisi menarik dan alur dimana ceritaku mulai mempermainkan perasaanmu. Tapi aku tak bisa menemukan bagian itu karena semua aku tulis apa adanya. Mungkin bukan karena tulisanku yang mempermainkan perasaan tapi karena kisah yang aku tulis didalam BBM itu lebih mirip FTV dibanding sebuah curhatan.
Terimakasih untuk pujian atau pendorong atau penyemangat atau hanya penggembira tadi malam. Semua begitu meyakinkan… walau aku tau bahwa sebenarnya aku tidak pernah bisa menyentuh hati seseorang hanya dengan tulisan. Apalagi mempermainkan perasaan orang lain dengan kata-kata konyolku tapi aku masih tetap ingin menjadi penulis seperti Kugy yang memiliki ilustrator seperti Keenan.
Tadi malam itu apa? Sebuah pengakuan atau hanya sebuah kata yang keluar tanpa sengaja karena faktor keadaan? Kurasa itu sebuah pengakuan. Karena sejujur rasa kagum sering terselip saat aku membaca tweet­­-mu yang berupa kumpulan aksara sederhana tapi bermakna. Apa kamu memiliki bakat menulis?
Oh, aku ingat sekarang. Mungkin kamu tak memiliki bakat menulis atau berpuisi tapi kamu punya bakat ‘nyepik’. Aku tertawa geli waktu mendengar kata ‘nyepik’ karena dari situ sebuah garis takdir dari Tuhan yang tak bisa dibelokkan dimulai. Semua biasa saja, gaya sepikan yang menurutku jauh dari maut sering mampir di tabmentionku. Lalu berlanjut ke BBM…

Aku jadi lebih sering memanggilmu dengan sebutan ‘Oom’. Mungkin karena usiamu yang terlalu tua sedang aku masih kecil dan lucu membuatmu pantas mendapat gelar Oom. Hanya saja, akhir-akhir ini aku lebih sering memanggilmu ‘Mas’. Dan sampai sekarang, aku masih menganggapnya sebuah kebetulan yang sudah ditakdirkan…

Perdana


Aku tidak sedang menulis sebuah laporan hasil pengamatan atau menyelesaikan tugas karya ilmiah, harusnya aku bisa meluapkan semua kata yang tersusun saat aku melamun. Aku sering bermimpi bisa menjadi penulis terkenal seperti Raditya Dika yang bisa bikin semua orang merasa geli karena tulisannya, seperti Dwitasari yang mampu menyeret seseorang dalam nuansa galau, atau bahkan seperti para penulis novel ‘Teenlit’ yang sekedar mengangkat cerita dari kehidupan sehari hari tanpa harus memutar otak terlalu rumit untuk mendapat bahan tulisan.
Aku rasa belum terlambat jika harus mengawali karir menulisku sekarang. Tapi aku tak bisa menyentuh hati banyak orang hanya dengan tulisan, bahkan temanku yang biasanya aku sodori hasil print out tulisanku mengeluh dengan gaya bahasa yang terlalu berlebihan atau lebih parahnya lagi dia bilang tulisanku sulit dimengerti. Ah… kalian saja yang tak pernah mengikuti perkembangan zaman, ujarku untuk menghibur diri. Tapi (lagi) sampai kapan aku harus menghibur diri dengan kata-kata ala orang udik seperti itu? Sampai kapan?
Sudahlah, aku menulis hanya untuk menghibur diri dan menuangkan air kegalauan berwarna hitam diatas putih tidak lebih dari itu. Dengan kata lain menulis adalah ajang curhat yang terselubung. Orang keras kepala seperti aku memang lebih pantas mencurahkan isi hati lewat pekatnya tinta diatas rapuhnya kertas tapi kali ini aku menulis semuanya menggunakan netbook bukan kertas dan tinta.

Lagi lagi ide gila untuk menjadi seorang penulis mampir dipikiranku. Iya… iya… selepas ujian nasional aku akan merampungkan novel alakadarnya untuk diriku sendiri dan bukan untuk orang lain… Sekian, terima kasih (titikduabintang) ~