Jawaban Pertanyaanmu (?)

Duduk sini..

Kita butuh bicara panjang lebar untuk selesaikan kemelut yang tak berkesudahan ini. Aku ingin tau bagaimana awal perkenalan kalian, apa yang telah kalian lakukan, dan apa yang sedang kalian rencanakan. Disini, aku sebagai pihak yang merasa dibodohi, ingin mengetahui kebenarannya. 

Baiklah, aku akan jawab pertanyaanmu terlebih dahulu..

Hari itu aku sedang menunggumu menyelesaikan tugas, tiba-tiba seseorang muncul dari belakang dan membisikkan berapa kata padaku. Entahlah seperti dihipnotis aku mengikuti langkah kakinya. Dia menuju sudut ruang yang jauh dari keramaian. 

"Aku mau ngomong serius," ucapnya sedikit gugup. "Sebenarnya hubungan kalian sejauh apa?"

Lama aku mencerna pertanyaan dari dia. Sampai aku menemukan 'kalian' yang dia maksud. "Oh, itu..  ya kaya yang kamu lihat."

Dia menghela nafas dalam-dalam, "Bukan, maksud aku.. perasaan kamu sama dia kaya gimana?"

"Hambar.." 

"Hambar?" ulangnya.

Aku mengangguk mantap.

Setelah percakapan itu.. cerita gila ini dimulai. 

Sudahlah, setidaknya sekarang kita sudah sama sama tau dan sekarang memang sudah waktunya untukku mengetahui keburukanmu. Untungnya aku mengenalmu lebih lama dari dia. Setidaknya aku bisa membaca gelagat aneh dari caramu tutup mulut tentang segala hal yang berbau wanita. Dan pada akhirnya.. ketika kutemukan bangkai itu aku hanya bisa berkata 'Jadi dari sini bau busuk itu berasal..' 

Berganti Posisi (?)

Kalau kamu berfikir aku sedang mencari penggantimu, kamu salah besar. Sampai hari ini belum ada niatan untuk menggantikan posisimu. Biarlah, sampai kapan pun kamu akan mendiami posisi itu. Aku tau betapa sakitnya di paksa beranjak dari posisi paling nyaman di hatimu, oleh karena itu aku tidak tega membiarkan kamu merasakan sakit yang sama.

Meski kamu telah gantikan posisiku dengan orang lain, percayalah, aku akan tetap disini menunggumu pulang. Biar pun berkali-kali kamu tuduh aku menggantikan posisimu dengan orang lain, percayalah, itu hanya halusinasimu saja. Karena di hati ini setiap nama memiliki posisinya masing-masing. Aku tidak pernah mengizinkan orang lain untuk mengisi sebuah rongga yang sudah penuh sesak dengan kamu, dan aku juga tidak ingin buatmu mengisi rongga milik orang lain.

Sekarang tinggal bagaimana kamu menyikapi perang dingin ini. Mulutmu selalu berkilah tiap kutanya "kenapa?" namun hatimu tak akan bisa. Ah iya, kamu memang nomor satu kalau masalah tipu menipu tapi kamu juga harus tau, sehebat apa pun kamu menipu orang lain (termasuk aku) kamu tidak akan bisa menipu diri sendiri. 

Aku tidak memaksamu untuk tetap berada disisiku, aku juga tidak bisa dengan mudah melepaskanmu pada orang lain yang belum tentu bisa perlakukan kamu dengan benar. Maka aku putuskan untuk meletakkan kendali diatas tanganmu, biar tangan kanan kirimu menimbang seberapa berharganya aku, kebersamaan kita, tawa yang pernah kita nikmati bersama, dan ego yang telah lama kita benamkan, jika kamu bandingkan dengan dia yang baru kemarin sore masuk dalam kehidupan kita lalu mengobrak-abrik segalanya.

Untuk kamu manusia termunafik yang pernah ada.
Kamu harus tau.. bahwa aku hanya mencintai kamu, bukan mencintai embel-embel yang melekat ditubuhmu, bukan posisi strategismu, bukan lingkunganmu, bukan juga karena teman-temanmu. Aku hanya mencintai kamu apa adanya.

Terlepas dari adegan tikam menikam beberapa minggu lalu, sungguh aku masih mencintaimu seperti dulu. Semua yang telah kita lalui bersama akan menjadi kenangan, tapi bagiku kamu adalah kamu.. bukan dia atau orang lain.


Jujur (?)

Jujur, aku mencintaimu..

Sangat..

Sangat..

Sangat mencintaimu..

Lalu kamu menjadikan cintaku sebagai batu pijakan untuk melompat ke hati lain. Hati yang belum tentu mencintaimu dengan caramu. Dengan mudahnya kamu gantikan aku dengan orang lain yang entah kenapa membuatku bergidik ngeri. Masih dari sudut pandang wanita, aku sangat mencintaimu, sampai kapan pun akan mencintaimu, bahkan setelah semua yang kamu lakukan dibelakangku, aku masih mencintaimu.