Happy Birthday Kidal..
Baiklah, tahun ini aku tidak akan
menyanyikan lagu “Happy Birthday to you” lagi. Suaraku memang dibawah
rata-rata, tapi kali ini kamu tak perlu mengomentarinya. Iya, suaraku hanya suara tanpa nada kalau dibandingkan dengan suaramu yang sudah terasa merdu walau terdengar dari ujung telfon dari ujung telfon. Bahkan sampai saat ini, 3 bulan setelah kamu
angkat kaki dari kabupaten Jember pun, suaramu masih sering kudengar dalam
sepinya malam.
Ah, aku rindu dengan cara
tertawamu yang khas. Setiap kali kita bertemu kau selalu menanyakan sampai mana
perkembanganku dalam belajar membaca huruf arab. Setelah mendengar jawabanku
yang tak pernah berubah, kamu tertawa dengan keras. Kamu selalu menyebutku
dengan sebutan “penghianat” karena kamu yang bukan muslim saja bisa membaca
tulisan arab dengan lancar, bahkan mendapat nilai tertinggi di mata pelajaran
bahasa Arab. Di sekolahku yang baru aku dituntut untuk bisa membaca Al-Quran. Jadi
mau tidak mau aku harus belajar membaca huruf arab. Bagaimana kalau kita adu
kemampuan membaca huruf arab sekarang?
Kembali ke acara perayaan ulang
tahunmu. Apa kamu masih merayakan ulang tahunmu di tempat yang sama, Pizza Hut?
Aku sedang membayangkan kamu merayakan ulang tahun ke-20 dengan sangat meriah,
bersama teman-teman barumu di Jogja. Entah kenapa setiap kali mendengar kata
Jogja aku menjadi bergidik ngeri. Terasa diseret pada masa dimana kamu berpamitan
untuk pergi. Melepaskan kamu pergi ke kota dengan waktu tempuh 12 jam dari
Jember itu tidak mudah.
Aku tidak suka makan Pizza, tapi
dihari ini satu tahun yang lalu kamu menyeretku ke Pizza Hut untuk merayakan
ulang tahunmu. Ah, waktu itu keluargamu sedang berlibur ke Bali, kamu yang
sadar akan pentingnya sekolah lebih memilih tinggal di rumah dan merayakan
ulang tahunmu hanya bersamaku. Malam ini aku tak bisa mengucapkan selamat
karena aku sudah kehabisan cara untuk mencari celah di sosial media untuk
menghubungimu, tapi hasilnya nihil.
Sudahlah, hari ini kita sudah
memiliki kehidupan yang berbeda. Kamu di Jogja dengan gaya hidup remaja Jogja
dan aku di Blitar dengan gaya hidup remaja desa. Aku akan berusaha lebih giat
dari sekarang untuk bisa menjemputmu di kota Gudeg. Tahun depan aku sudah
menanggalkan seragam abu-abuku dan namaku akan tedaftar di salah satu jurusan
di Universitas Gajah Mada.
Harapanku untuk kamu di tahun
ini..
Tetaplah menjadi koko terbaik
untuk peri cantik berusia 5 tahun itu, menjadi titi terhebat untuk kakak
perempuanmu yang lebih mirip dengan chelsi olivia, jadilah putra mahkota paling
tangguh untuk ayahmu dan jadilah anak laki-laki yang penuh tanggung jawab demi
ibumu.
Dariku, Rahmi