Dengan hormat,
Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat kepada bapak presiden
yang sudah memenangkan hati 70.997.833
rakyat Indonesia pada tanggal 9 Juli lalu. Pada hari pemilihan orang nomor satu
di Indonesia saya ikut berpartisipasi menyumbangkan suara saya, saat itu saya
hanya bisa berdoa semoga Indonesia diberi pemimpin yang penuh tanggung jawab,
saya juga berharap semoga kelak Indonesia bisa lebih baik lagi dibawah naungan
bapak presiden. Sejujurnya sudah banyak sekali rakyat yang haus dengan bukti,
sedangkan rakyat kecil yang perutnya keroncongan sudah kenyang dengan janji.
Saya selalu berdoa semoga bapak presiden yang akan menjadi bapak dari seluruh
rakyat Indonesia bisa dengan lapang dada menerima masukan dari rakyat jelata.
Bapak presiden yang saya banggakan, banyak hal
yang ingin saya sampaikan. Saya ingin bapak mendengar suara rakyat lebih jelas
lagi. Saya tahu, saya hanya mahasiswa tingkat satu yang masih ingusan, minim
pengetahuan tentang politik dan intrik, saya juga tak begitu mengerti tentang
dampak dari kebijakan yang sering para presiden terdahulu ambil, tapi kali ini
saya memutuskan untuk buka mulut. Saya tidak sedang mengomentari kinerja
pemimpin negara yang terdahulu, tapi saya hanya ingin menyampaikan aspirasi
saya lewat sepucuk surat.
Sedikit bercerita tentang kehidupan pribadi
saya, saya hanya seorang mahasiswi yang memiliki hobi menari. Dari menari saya
bisa mendapatkan banyak pelajaran, karena selain menggerakkan tubuh mengikuti
irama tarian tradisional Indonesia juga memiliki makna mendalam. Masih ingatkah
bapak presidenku tentang kontroversi tari pendet ditahun 2009? Waktu itu usia
saya masih sangat belia, tapi sungguh hati ini merasa ikut kehilangan ketika
mendengar kabar bahwa tarian asli pulau dewata itu diklaim sebagai budaya
negara tetangga. Tak dapat dipungkiri bahwa tari pendet yang biasa ditampilkan
sebagai bagian dari upacara penyambutan para tamu agung di pulau wisata Bali
dapat menarik minat turis asing untuk mempelajarinya, karena tanpa mengurangi
kesakralan dan religiusnya para penari wanita membawakan dengan hati.
Dari situ saya tahu bahwa semua yang tak ingin
bangsa Indonesia banggakan justru menjadi daya tarik yang luar biasa bagi turis
asing. Dari situ juga saya mengerti bahwa peran pemerintah dalam meyakinkan
warganya untuk melestarikan budaya daerah masih sangat kecil. Saya harap bapak
bisa memotivasi rakyat Indonesia untuk lebih peduli terhadap kebudayaannya.
Serta membuat rakyat indonesia percaya diri dengan apa yang mereka miliki.
Orang nomor satu yang saya banggakan, saya
tidak ingin merepotkan atau bahkan menambah jumlah beban yang sudah bapak bawa
dipundak. Tapi saya hanya ingin mengingatkan bahwa nasip Indonesia lima tahun
ke depan ada pada anda, entah itu rakyatnya atau pun budayanya berada dalam
genggaman seorang pemimpin yang tegas seperti anda. Mayoritas rakyat Indonesia
memilih anda, jangan buat mereka kecewa hanya karena hal sepele seperti
kehilangan tradisi nenek moyangnya. Presidenku, anda adalah orang yang sangat
berpengaruh di negeri ini. Apapun yang anda lakukan akan sangat membekas dihati
rakyat, maka ukirlah kenangan indah dalam relung hati rakyat Indonesia.
Sekian surat yang saya buat untuk orang nomor
satu di negaraku tercinta.
|
|
Hormat
Saya,
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nada yang indah mengalun dari tulisanmu...aku tidak sabar entah suatu saat tulisan2 mu menghiasi inspiras orang2...dan tidak hanya menunggu di riuhnya toko buku...tapi jga ditunggu para pencari senyuman dan keindahan :)
BalasHapus