Sebelumnya McD Jombor
Sekali lagi handphoneku berdering mendendangkan lagu Darling U sound track Oh My Venus sambil mengkedipkan layarnya. Nomor asing lagi, batinku. Berat hati aku menggeser tanda hijau di layar lalu mendekatkan handphone ke telingaku.
“Assalamuaalikum..”
suara seorang laki-laki muda mengucapkan salam.
Aku hanya diam.
“Hallo.. Ra..”
ucapnya dari ujung sana.
Aku masih tak
menjawab.
“Ra, aku Reo..”
aku tersentak mendengar pengakuan sang empunya nomor asing. “Aku bukan orang
asing kan? Ngomong dong..”
“Walaikumsalam,”
jawabku.
“Kamu apa
kabar?”
“Baik.”
“Kenapa tidak
datang ke wisudaku? Katanya kamu mau bawakan aku seikat mawar putih. Katanya..”
Klik. Aku menutup telfon dari Reo.
Tak lama
handphone itu berdering lagi. Aku hanya meliriknya sebentar, mengawasi layar
yang berkedip kedip kepadaku. Ingat
janjimu, Ra. Kuraih handphone itu
kemudian mematikan handphoneku.
***
Tumpukan baju
di hadapanku tertawa bengis menyaksikan betapa kikuknya aku bersama Pria. Setelah
semalam suntuk diteror Reo lalu siang ini
tidak sengaja bertemu Pria di Jogja City Mall. Kata Pria, ini namanya takdir. Takdir dari
hongkong! Kalau memang ini takdir,
seharusnya tidak merusak agendaku memilih baju beli dua gratis satu. Kalau
memang ini takdir, kenapa harus dipertemukan kamu sih?
“Hmm.. Saya
tidak pandai mencairkan suasana. Kalau sudah ketemu begini, enaknya kita
ngapain?” tanya Pria.
“Hmm.. Saya
juga tidak pandai mencairkan suasana. Bagaimana kalau kita pulang saja?” ucapku
sambil membayar baju baru Alhamdulillah yang tidak sempat kucoba terlebih
dahulu.
Pria terkekeh.
“Enak aja.. Saya sudah nunggu momen ini sejak lama. Setelah ketemu, kamu mau
pulang gitu aja? Tidak bisa.”
Kali ini aku
yang menemani Pria memilih baju. Berkali-kali dia tanya, “Kalau ini gimana?” “Kalau
yang ini?” “Yang ini bagus tapi mahal” “Yang ini keren tapi bahannya tipis”
“Yang ini bahannya tebal tapi coraknya norak banget”. Aku hanya menjawab
‘iya..’.
“Hari ini ada
film Finding Dory..” ucap Pria sambil menyibak baju yang tergantung rapi di hadapannya.
Aku
memandangnya penuh tanya.
“Mau?”
“Ha?”
“Mau nonton
Finding Dory?”
Aku masih
berpikir saat Pria tiba tiba menyeretku ke loket pembelian tiket.
“Kenapa gak
nonton Now You See Me 2 aja sih?” protesku.
“Kamu masih di
bawah umur..”
Aku
menjinjitkan kaki untuk berteriak “Daebaaaaak!” di samping telinganya.
Pria hanya
tertawa geli sambil mengusap telinga.
***
Selesai nonton
Pria mengajakku ke McD. Katanya, saya
butuh kesejukan. Huft.. scenario apa lagi ini?
“Saya tunggu
sini..” Pria langsung duduk di kursi paling pojok. “Saya mau pesan.. sama kaya
kamu aja.”
Aku mengangguk.
“Kok?” tanya
Pria heran melihat dua cup ice cream Mc Flurry di tanganku.
“Apa lagi?”
“Kok cuma pesan
itu aja?”
“Bawel.”
Pria
memandangiku sambil mengulum senyum.
“Apa?” tanyaku
sinis.
“Kamu jutek
ya..”
Hening.
Setelah bosan
saling mencuri pandang Pria membuka pembicaraan lagi.
“Ra, kamu
baik-baik saja kan?” tanya Pria hati-hati.
Aku mengangguk
mantap. “Kenapa?”
“Syukurlah..”
“Kenapa?”
“Sudah dua
bulan saya tidak ketemu kamu. Saya kira, saya tidak akan bisa bertemu kamu
karena kejadian di Bujang waktu itu.” Pria menghela nafas, “sebenarnya satu
minggu lalu saya melihat kamu di Mirota Kampus. Saya mau manggil kamu tapi
ragu. Waktu itu saya masih merasa malu, masih merasa bersalah, masih gak tau
harus berbuat apa di depan kamu. Setelah sehari ini saya jalan bareng kamu,
saya jadi percaya kalau kamu baik baik saja.”
“Yaelah, aku
sudah lupain kejadian di Bujang. Udah.. santai aja.”
“Saya lega rasanya,”
Pria tersenyum lagi.
“Hmm.. aku ada
janji ketemu sama teman.”
“Kebetulan saya
juga ada janji sama Reo.”
“Oh..” seperti
ada benda tumpul yang Pria lempar kewajahku ketika mengucap nama Reo. “Kalau
gitu aku pergi dulu ya.”
“Oke. Ati ati
ya,” Pria mengulurkan tangannya. Kami berjabat tangan sebentar sambil melempar
senyum.
Langkahku baru
lima jangkah saat Pria memanggilku lagi. Dari tempatnya Pria berkata, nanti aku telfon. Kuacungkan ibu jariku
sebagai tanda setuju.