AKU BERHENTI NULIS

Tiba tiba aku ingat obrolan di grup EEK beberapa waktu lalu. Grup itu cuma beranggota 4 orang, tiga diantaranya adalah kakak kelasku di SMA, dan yang satu adalah aku. Kebetulan setting waktunya siang bolong. Aku membalas obrolan itu sambil guling guling di depan kipas angin sambil ketawa ketawa gak jelas. Sampai adikku ikut ngetawain aku. "Mbak, waras ra?" tanya si ganong padaku. "Aku mulai edan, nong!" ditambah ketawa keras. Si ganong begidik ngeri lalu pergi.

Kembali ke isi obrolan grup EEK. Awalnya aku, Anggi, dan Eis lagi kuat-kuatan opini buat nentuin tempat meet up. Dari yang awalnya kuat kuatan opini sampai akhirnya aku dan Eis nyangkut di mata pancing yang sudah di kasih umpan sama Anggi. Menurut kalian umpannya apa? Hmm.. jadi umpannya send picture yang isinya percakapan Anggi sama seorang cowok yang menurut Eis cakep. 

"Ganteng kalau putus sama pacarnya," respon Eis setelah Anggi kasih tau nama temannya. Waktu itu cuma nyimak aja, malas ikutan karena aku gak kenal sama temannya Anggi itu. Yakali, gak kenal aja ikutan ngata-ngatain orang.

"Liat aja chatku. Jelas banget kalau aku gak suka dia sama Bunga," tulis Anggi. Jadi, aku berniat menyamarkan nama wanita yang sedang jadi bahan gunjingan karena kedepannya akan terdapat banyak kata-kata manis versi wanita penggosip.

Beberapa menit kemudian Anggi kirim gambar lagi, foto beramai-ramai, ada Anggi juga disitu. Aku ngamati fotonya lama banget, aku coba nyari sosok Bunga disana, dan ternyata dia posisinya paling depan. Tangannya menggandeng lengan lelaki maco, ah ganteng memang, sedang pegang monopod.

"Cewenyaa gatell"
"Sumpaahh liaten fotonyaaa"
"Juijiik"
"Ben fotooo mesti ngunu"
"Lebaaayy"
"Aku berdoaaa biar diaaa ga sm Bunga" deskripsi Anggi tentang foto itu memang luar biasa. Gak kebayang deh kalau Anggi upload foto itu di instagram pakai caption kaya gitu. Langsung dicaplok kali sama Bunga.

Aku masih jadi penyimak. Ada satu chat masuk lagi. Disitu Eis menulis, "Meski aku nduwe pacar arek iku yo tak gadeng, lek perlu tak rante wkwkwk" 

"Tapi yo gak ngunu sisan, is" Anggi sedang menguatkan opininya kali ini. "Mosok tau pangku-pangkuan. Lak isin." tambahnya.

Aku send stiker ngupil disusul tulisan, "lek saling mencintai ndi onok isine"

Eis menimpalinya dengan, "Lanange buduh, wes ngerti wedoke kudungan sek diiyoni ae".

"Asline sing lanang iku gak seneng nag seng wedok" kata Anggi.

Eis ngebales lagi, "Lek gak seneng yo mosok meneng ae, gi. Cek endaknya maraaaa".

"Mosok yo kan putus trus seng wedok ngancem nek gak gelem balikan ate bunuh diri. Ngomonge ngene, 'kalo besok ada kabar orang tenggelam di laut berarti itu aku'" aku ketawa baca tulisan Anggi kali ini. Bunuh diri katanya.. yassalam, nasi pecel dekat masjid diujung komplek lho masih enak. Ngapain bunuh diri?

"Drama" sambung Anggi.

"Yowes jarno, berarti imane cethek. Saking (sing lanang) buduh ngets. Lek pinter ngono tak rebut wkwkwk" respon Eis memang selalu diluar dugaan. Aku kira setelah ngomongin iman, Eis akan menjurus ke hal hal yang religius tapi ternyata..

Dari obrolan itu tadi aku dapat pencerahan, dapat hidayah dadakan, dapat bisikin "mana ada orang mau bunuh diri pasang pengumuman dulu? situ mau bunuh diri atau mau cari sensasi sih?" Kemudian aku jadi berubah pikiran dan berniat buat ngehapus posting AKU BERHENTI NULIS. Sebenarnya gak ada hubungannya, tapi kalau sudah terlanjur baca ya sudah. Aku bisa apa? Haha!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar