Wajah mengantuk
masih saja kutemui diantara gerombolan teman-teman yang baru saja keluar dari
mobil milik Tunas Hijau untuk berganti baju ‘kebesaran’ milik ekskul kami.
Kutandatangani absensi dan mengambil baju ‘kebesaran’ milikku sendiri. Baju
hijau putih ini dilengkapi dengan logo Adiwiyata didada juga disempurnakan
dengan tulisan “Lingkungan Hidup” dilengan kanan dan “SMAN 5 JEMBER” dilengan
kiri.
Selaku
pembina ekskul Lingkungan Hidup Bu Halimah telah mengundang kakak-kakak Tunas
Hijau untuk memberikan arahan dan motivasi kepada para peserta diklat untuk
melancarkan acara hari ini. Semua pengarahan dilakukan pada hari Sabtu 29
November 2011 dari sepulang sekolah hingga matahari nyaris tertelan gumuk
dibelakang sekolah.
Kain
berukuran kurang lebih 3meter bertuliskan “ALUN-ALUN BUKAN TEMPAT SAMPAH
RAKSASA” terikat diantara dua pohon, ulartangga raksasa juga sengaja digelar
pada tepian alun-alun kota Jember untuk mengundang perhatian anak-anak yang
kala itu sedang berkunjung di Alun-Alun kota.
Kain tempat tanda tangan |
UlarTangga Raksasa |
Banyak
orang mondar mandir dihadapanku hingga mengakibatkan kepalaku pusing, ya karena
hari ini adalah hari minggu, hari libur, dan pengunjung Alun-Alun akan
bertambah dua kali lipat. Keramaian inilah yang kami cari, karena kami berharap
Ekskul Lingkungan Hidup bisa mempengaruhi masyarakat luas untuk sadar akan
pentingnya menjaga kebersihan tempat umum dan lingkungan sekitar.
Kain
3meter yang kami sediakan sudah mulai penuh dengan tandatangan para pengunjung
Alun-Alun. Tandatangan itu merupakan suatu simbol kepedulian sekaligus dukungan
masyarakat Kota Jember dalam menjaga kebersihan Alun-Alun kota dan lingkungan
sekitar. Setelah semua peserta diklat berkumpul, kami berfoto bersama dan
mengatur formasi untuk melakukan konfoi mengelilingi Alun-Alun sebanyak dua kali.
Mulai Penuh Dengan Tanda Tangan |
Peserta Diklat Lingkungan Hidup |
Tepat pukul
tujuh, kami yang melawan arah jarum jam berjalan dari depan gedung pemda dan
mengelilingi Alun-Alun dengan bersenjatakan sapu lidi, disepanjang perjalanan
mengelilingi Alun-Alun kami menyisir sampah yang bersembunyi disetiap sudut
Alun-Alun. Para senior (siswa kelas sebelas) membawa poster yang sudah kami
siapkan jauh-jauh hari. Ya, usaha kami tidak sia-sia karena kami sanggup
menyita perhatian banyak pengunjung seperti yang Tunas Hijau harapkan.
Pagi itu
kondisi Alun-Alun sangat memprihatinkan karena banyak sampah yang biasa orang
jawa sebut dengan janggel jagung
menyumbat disaluran air. Baunya luar biasa hebat tapi seolah-olah hidung kami
sudah tersumbat oleh rasa prihatin yang terus menggerus hati. Kami tak pernah
jijik memungut satu persatu sampah yang tak bisa diambil oleh sapu lidi dengan
tangan ini dan tak kenal lelah menyodorkan kantong-kantong plastik pada setiap
pengunjung yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan.
Pada
putaran kedua kami berhenti dipinggir Alun-Alun dan menghadap ke Bank Mandiri
dengan meneriakkan kata “Alun-Alun Bukan Tempat Sampah Raksasa”. Tujuan kami
berdiri disana menyerukan semangat peduli lingkungan pada para pengendara yang
melintas di jalan protokol kota Jember. Bahkan ada beberapa pengendara yang
berhenti dan berusaha menyeberang jalan hanya untuk berfoto bersama kami.
Semua
begitu berkesan, terutama saat matahari sudah berada diatas kepala hingga
Alun-Alun mulai sepi pengunjung dan meninggalkan banyak sampah berserakan
dimana-mana. Truk berwarna kuning mulai merapat kebibir Alun-Alun. Aku terharu
melihat pejuangan para pekerja UD. Cipta Karya membersihkan setiap jengkal
lantai Alun-Alun dibawah teriknya sinar matahari, pekerjaan mereka sangat dekat
dengan aroma busuk yang tadi kami rasakan. Kami yang tadinya bersembunyi dari
amukan matahari dibawah rimbunnya pepohonan tanpa dikomando bangkit dan
membantu para pekerja UD. Cipta Karya untuk sekali lagi membersihkan Alun-Alun
kota.
Yang
sering membuatku rindu pada hari ini dua tahun yang lalu adalah saat memasuki
jam makan siang kami Organisasi Pelajar Pecinta Lingkungan (OP2L) SMAN 5 JEMBER
menyantap makan siang bersama dengan pekerja UD. Cipta Karya. #JemberIstimewa
karena sampai saat ini aku bangga sekaligus kagum dengan Kota Jember yang
memiliki Sekolah Adiwiyata tingkat nasional dengan loyalitas tinggi terhadap
lingkungan.
Makan Bersama |
Menurutku,
piala Adiwiyata emas yang pernah bapak presiden berikan kepada kepala sekolah
SMAN 5 JEMBER adalah suatu mandat untuk terus menyebar luaskan semangat peduli
lingkungan dari hal yang paling sederhana tapi penuh makna. Acara terakhir yang
aku ikuti bersama OP2L adalah menanam seribu pohon di wilayah bekas bencana
banjir bandang Panti bersama bapak dan ibu gubernur Jawa Timur.
Penyerahan Piala Adiwiyata Emas Kepada Kepala Sekolah SMAN 5 JEMBER |
Masih inget sekali dan saya bangga dengan SMAN 5 waktu itu,... sekarang mana nih suaranya? :D bangunkan adek2nya gih
BalasHapustahun 2013 SMAN 5 ngadain reboisasi di mata air dekat mumbul garden bang.. ya, tunggu saja gebrakan dari generasi adek angkatan saya (:
HapusAcara yang keren...
BalasHapusterimakasih (:
Hapus