Bagaimana kabar saudara sekampung halamanku di
Indonesia?
Awal tahun tinggal di negeri orang memang
membuatku sedikit gerah meski suhu udara selalu dibawah nol derajat celsius.
Banyak hal yang membuatku rindu akan kampung halamanku salah satunya matahari
pagi yang biasa mengobati sakit pilekku. Aku merindukan Kota yang menjadi
pemilik Candi Penataran, beserta kamunya. Aku juga rindu dengan tanah berpasir
di Kecamatan Srengat. Disini aku tak perlu repot menyikat sepatu tiap kali hendak
memakainya karena semua jalan tertutup rapi tanpa pasir.
Aku senang melihat bintang dilangit malam.
Entah mengapa langit malam begitu meyakinkanku bahwa bintang yang kulihat
dilangit Sidney juga akan kamu lihat di… sebentar, aku sudah lost kontak denganmu selama 6 tahun. Apa
kamu masih berada di Kota Patria? Semoga saja masih. Apa kamu masih tinggal
bersama kedua orang tuamu? Atau sudah memiliki rumah sendiri? Atau bahkan sudah
memiliki rumah tangga sendiri? Ah, omonganku mulai ngelantur.
Oh iya, aku juga rindu dengan es drop. Apa farian
rasanya masih itu itu saja? Setelah aku menyelesaikan study masterku akukan
pulang ke Kotamu aku kemudian membuat farian rasa baru untuk es drop. Haha… aku
mulai geli mengingat masa masa remajaku. Kini aku sudah mulai tua. Apa aku
masih boleh mencari pedagang es drop diantara kerumunan penonton lomba pacuan
kuda? Berdesakan hanya untuk membeli es drop yang harganya 3ribu rupiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar