Buang Aku Dari Hidupmu

Jika kamu bertanya apa yang sedang aku inginkan sekarang, aku akan menjawabnya dengan satu kata; kamu. Selepas acara perayaan pergantian tahun semalam aku tak henti-hentinya memikirkan kamu. Memikirkan betapa acuhnya kamu akan kehadiranku karena kamu terlalu asik dengan duniamu. Semalam, aku berkali-kali mencuri pandang ke arahmu dan tak sekalipun pandangan kita bertemu. Aku kira kamu tak tau bahwa aku datang ke acara perayaan itu. Kamu juga tak berusaha mencariku ketika kamu tak melihatku diantara kerumunan banyak orang. Apa aku tak spesial lagi? Bukankah kamu yang bilang bahwa aku kan menjadi seorang yang spesial untukmu? Apa kamu sudah lupakan itu? Semua pertanyaan itu terus berkecamuk dalam benakku.
Hingga 16 jam lepas dari acara perayaan itu kamu belum mengirimkan pesan singkat padaku. Iya, selepas perayaan pergantian tahun kamu memutuskan untuk pulang kekampung halaman. Aku juga tau waktu tempuh untuk sampai ke kotamu lebih dari 12 jam. Lalu apa karena kamu terlalu lelah hingga kamu tak sempat memberiku kabar? Ketahuilah, aku sudah benar-benar lelah menunggu kabar dari kamu. Aku selalu menunggu dari pagi hari hingga larut malam dan tak jarang penantian itu sia-sia. Akhir-akhir ini kamu mulai tega membiarkan aku terlelap dalam penantian, dan ketika pagi membangunkanku pesan singkatmu juga tak ada. Apa aku sudah benar-benar tak berarti untukmu?
Padahal dua hari lalu kita sempat bertemu dan masih seperti biasa.. kita menyusuri jalan protokol tanpa memiliki tujuan yang jelas. Kamu juga masih berusaha menggenggam tanganku setiap kali berhenti di lampu merah. Kita bicarakan banyak hal saat itu. Kita bicara tentang masa depan kita masing-masing. Sesungguhnya aku paling benci membicarakan masa depan denganmu. Bukan karena kamu tak punya prinsip hidup yang jelas, tapi karena aku tau masa depan yang kamu bicarakan denganku tak akan pernah bisa kita jalani bersama. Aku tau benar jauh disana ada seorang wanita yang menunggumu untuk pulang, tapi dalam kehidupan nyata hanya aku wanita yang bisa membuatmu lebih kuat dari sebelumnya.
Kali ini aku mulai menanyakan hal yang pernah kamu tanyakan kepadaku diawal perkenalan kita. Kenapa bukan aku yang dapatkan kamu? Kenapa perkenalan ini datang terlambat? Dulu, ketika kamu yang menanyakan hal ini padaku aku menjawabnya dengan santai. Aku bilang perkenalan ini, hubunganmu dengan wanita itu, dan kedekatan kita bukan semata-mata kebetulan saja, suatu saat kita akan tau apa makna dari takdir ini. Namun sekarang ketika kamu sudah berhenti menanyakan hal itu, akulah orang yang berbalik menanyaimu. Lalu apa jawabmu? Jika kamu sempat membaca tulisan ini segeralah beri aku sebuah jawaban yang bisa membuat aku iklas melihatamu kembali pada wanita itu.
Kamu bilang aku acuh, tak peduli denganmu, dan tak pernah menganggapmu spesial. Dari caraku menyapa, caraku bicara, dan caraku memandangmu apa kamu tak rasakan bahwa aku menganggap kamu lebih dari orang spesial? Apa kamu terlalu bodoh untuk memahami situasi hatiku? Atau bahkan kamu tak pernah bedakan bahwa aku menurunkan nada bicaraku ketika aku bicara denganmu. Apa ketidakpekaanmu sudah separah itu? Ayolah, aku ingin kamu mengerti bahwa rasa ini benar-benar datang padaku diwaktu yang salah. Jangan buat aku terus larut dalam perasaan yang salah. Buang aku dari hidupmu dan kembalikan seluruh kepingan hatiku yang diam-diam kamu curi. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar