Aku rindu..

Pagi tadi aku sampai di Jogja Istimewa..
Dengan malasnya aku membuka pintu kamar kos, menyingkirkan barang-barang yang berserakan diatas kasur dan merebahkan diri. Ah, rasanya baru kemarin aku sampai di rumah tapi hari ini aku harus kembali ke dunia nyata. Tak terasa sudah dua semester aku hidup di Sleman. Tak banyak yang berubah, aku masih bebal seperti dulu..

Tahun lalu usiaku masih belasan. Terlalu kekanak-kanakan untuk memahami niat baik ibu. Terlalu angkuh untuk menyerah dan kuliah di Jember. Alasan aku menolak untuk kuliah di Jember hanya satu; jadi anak dosen itu tidak enak dan serba salah. Iya, serba salah.. ketika anak dosen pintar, disayang banyak dosen, dan jadi salah satu mahasiswa yang di perhitungkan para haters pasti akan berpendapat "iyalah pinter, kan anak dosen". Tapi, ketika anak dosen bodho, jarang masuk kuliah, dan jadi mahasiswa kasta bawah para haters juga akan berpendapat "anak dosen kok bodho".

Selain itu aku juga sudah bosan hidup di Jember. Bukannya tidak cinta dengan Jember, tapi aku ingin merasa bebas. Waktu itu aku baru saja menanggalkan seragam putih abu-abu dan tak bisa dipungkiri, selalu ada fase dimana seorang remaja ingin hidup bebas, jauh dari orang tua, dan tidak ingin dikekang dengan nasihat berisi perintah ini itu. Walau ibu bukan tipe seorang ditaktor tapi ingin hidup bebas dan bisa pulang larut sempat jadi salah satu alasan aku kukuh ingin kuliah di Jogja.

Aku bukan seorang anak pintar. Hanya seorang anak pemalas yang alergi dengan buku-buku pelajaran. Masih seperti anak-anak pada umumnya, aku selalu remidi dibeberapa mata pelajaran. Sampai suatu hari aku bilang, "ibu.. tolong carikan tempat kuliah yang gak usah mikir". Akhirnya ibu dapatkan info tentang sebuah Sekolah Tinggi yang baru saja berstatus negeri. Iya, sekolah tinggi itu letaknya di Jalan Magelang Km 6,5 Sleman.

Di sini aku bukan lagi anak dosen. Aku hanya mahasiswa biasa yang berusaha pertahankan IP diatas 3,5. Memang bukan hal mudah tapi aku sadar bahwa ada wanita berusia 49 tahun yang menungguku pulang dengan gelar. Dulu, ketika ada tugas yang susah untuk di kerjakan aku selalu bertanya pada ibu. Namun sekarang berbeda, ibu dosen pertanian dan aku berkuliah di teknik broadcasting. Habislah! Aku harus kerjakan semuanya sendiri.

Bicara tentang Jember dan kebebasan.. aku selalu rindu dengan alun-alun Jember, beberapa cafe tempat biasa aku habiskan malam, dan aku selalu rindu dengan rumah. Ketika jauh dari ibu, aku bisa pulang semalam apa pun yang aku mau. Namun disisi lain aku ingin tetap di rumah. Aku ingin ibu menelfonku setiap kali pulang larut. Aku juga rindu dengan marahnya ibu ketika aku telat makan. Disini anakmu jarang sarapan dan jarang makan malam karena malas keluar untuk beli makan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar