Malioboro dan Kesan Pertama

Sebelumnya Medan Jogja Jember


Reo meletakkan satu cup ice cream lalu duduk disampingku. "Tumben duduknya gak berhadapan?" tanyaku heran. Dia cuma nyengir kuda tanpa menjawab pertanyaanku.

Malam ini hujan membasahi jalan Malioboro dan di malam ini juga manusia berjaket merah ini mengajakku menikmati makan ice cream ditemani setiap rintik yang jatuh. Katanya agar semua kenanganku tentang mantan segera luruh bersama hujan. Aku tertawa keras saat mendengar alasannya. Setauku rintik hujan bisa menghidupkan kenangan masa lalu. Ah serem..

Aku sedang asik menikmati ice cream ketika manusia penikmat hujan ini berdiri menyambut kedatangan seseorang. Mataku mengamati seorang lelaki dengan jaket warna hijau army mendekat kearah kami. "Bajingan! Apa kabar?" Reo merangkul lelaki itu. 

Setelah basa-basi busuk sambil berdiri akhirnya Reo mengajak lelaki itu duduk semeja dengan kami. "Nih kenalin sahabat aku.." ucapnya penuh semangat.

"Pria" 

"Rara.." 

"Ra, Pria ini suka nulis puisi. Kadang nulis lagu buat bandnya juga," jelas Reo padaku.

"Waah, kak Pria punya band?" kali ini aku mulai tertarik dengan topik bahasan ini.

Pria cuma mengangguk saja.

Hening..

Topik pembicaraan kami habis dan aku kembali fokus pada ice cream di hadapanku. Aku melihat kedua bocah tengik dihadapanku, Reo sedang asik berbalas pesan dengan Mela, dan baru saja Pria mengeluarkan pensil dari tasnya lalu menggambar makhluk astral di kertas bekas nota pembayaran.

Mataku tak bisa lepas dari jari lentik Pria, jarinya terus menari indah diatas kertas. "Woy! Mata lu bisa lepas ngeliatin Pria dari tadi!" kali ini Reo mengagetkanku.

"Hussst! Diem deh. Liat tuh gambar makhluk astral bikinan Pria udah hampir jadi," jawabku dengan geram.

Pria memandang kami berdua dengan muka bingung. Reo nyengir sambil berkata, "Rara orangnya memang udik, gampang heran."

Sekarang giliran Pria yang nyengir. "Kalian kalau lagi jalan bareng suka asik sendiri kaya gini?"

Aku dan Reo saling berpandangan kemudian mengangguk kompak.

"Oh.. Aku kira karena kalian sahabat jadi banyak hal yang bisa diobrolin. Curhat kek. Ngomongin orang kek. Atau apa kek.." tutur Pria.

"Biasanya sih Reo hobi ngomongin Mela, berhubung mereka lagi baikan jadi gak ada topik bahasan.." aku menjulurkan lidah di depan Reo.

Pria terkekeh geli. "Ohya, sudah jam 9 nih. Aku balik duluan ya.. ada janji sama orang," dia pun melambaikan tangan dan berlari menuju pintu keluar. Namun beberapa saat kemudian Pria kembali menghampiri kami. "Ra ini buat kamu. Disimpan ya, kalau kita ada waktu bertemu lagi, aku buatkan yang lebih bagus dan rapi".

Aku melihat kertas nota pembayaran bergambar makhluk aneh di tanganku.


***

"Pria.." ucap Reo. "Kesan pertama kamu tentang Pria.." lanjutnya.

"Oh.. Kesan pertama ya.." aku berfikir sejenak. "Pria itu tinggi, kulit sawo matang, mata panda, rambut panjang bergelombang, dan berkumis tipis".

"Keren?"

"Lumayan," jawabku.

"Dasar jomblo belagu! Cowok kaya Pria di bilang lumayan. Terus cowok keren versi lu kaya gimana, Ra?" Reo melangkah mendahuluiku sambil menggerutu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar