Mahasiswa Setengah Superhero

Selamat malam manusia dengan seribu satu kesibukan…
Hari ini aku mulai gerah dengan ketidakpedulianmu. Mungkin lebih tepatnya aku gerah dengan tindakan bodohku yang menunggu BBM dari kamu. Berkali-kali aku menekan tombol lock dan menekan icon BBM, tapi hasilnya nihil. Lagi-lagi aku mengutuk diri karena tak seorangpun mengirimkan BBM untukku, termasuk kamu. Bahkan dimalam selarut ini aku masih sempat-sempatya beharap kamu menyapaku. Aku hanya berharap, bukan menuntut agar kamu mengirimkan sapaan untukmu diantara serentetan aktifitasmu.
Dari pagi aku sudah dirasuki setan usil. Rasanya tanganku gatal. Aku bosan dan aha.. Aku ingin menghujanimu dengan serentetan PING!!! agar kamu tak acuhkan aku lagi. Tapi niat busukku mendadak hilang saat aku ingat betapa lelahnya menjalani aktifitas layaknya superhero. Dikejar-kejar deadline tugas dan harus membagi waktu dengan berorganisasi (katamu). Aku memang belum tahu bagaimana rasanya jadi mahasiswa setengah superhero, tapi aku sudah pernah menjadi siswa super sibuk karena terlalu banyak mengulur deadline pengumpulan tugas. Jadi, setidaknya aku tahu bagaimana rasanya jadi manusia sibuk.
Aku sempat terharu dengan kata maaf yang kamu selipkan dalam pesan singkat kemarin malam. Apa kata maaf itu sebagai simbol bahwa kamu juga merasa telah mencampakkan aku? Rasanya aku terlalu berlebihan jika menyebut ini semua dengan “mencampakkan”, tapi tak apalah karena hanya diksi itu yang paling mendekati kenyataan. Kemarin malam aku juga terharu karena perjuanganmu melawan kantuk demi menunaikan kewajiban sebagai mahasiswa setengah superhero. Kalaupun aku bisa, rasanya aku ingin membantumu mengerjakan tuntutan dosenmu itu, tapi aku tak akan bisa melakukan itu di dunia nyata.
Apa aku sangat merepotkanmu?
Terimakasih karena mau meladeni pesan singkatku yang tak bergizi itu. Kalaupun kamu tak punya waktu untuk sekedar menulis “Hai” untukku, itu bukan masalah lagi. Ya, aku memang sangat merepotkanmu. Mengirimkan pesan singkat disaat kamu asik berjibaku dengan tugas mungkin akan menambah beban untukmu. Lagi pula apa untungnya berbalas pesan denganku? Tak ada.
Diantara sekian banyak daftar permintaanku, aku menyelipkan dua permintaan khusus. Pertama, agar kamu tetap diberi semangat yang luar biasa. Kamu butuh seseorang yang bisa mendidihkan semangatmu dan menguapkan semua rasa malas. Orang itu jelas bukan aku. Kedua, aku juga berharap semoga kamu bisa melewati semua presentasi dengan lancar. Tanpa harus dihantui rasa nervous yang membuat konsentrasi buyar. Kadang aku membayangkan betapa lucunya seorang laki-laki beralis tebal mendadak pucat pasi didepan banyak orang. (ok, sorry)
Jengkelku kali ini membawa kamu sebagai salah satu bahan tulisanku. Baiknya kamu mengutuk diri sendiri karena kamu telah kuseret dalam rentetan kata ngawurku. Ya, semoga saja rasa jengkelku bisa menguap bersama dengan terbitnya tulisan ini di Blog-ku. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar